Pahlawan Pendidikan di Negeri Bahari
basohamdani.com - Pahlawan Pendidikan di Negeri Bahari | Selamat hari pendidikan sobat. Kali ini akan membahas tentang potret kecil pendidikan di pulau-pulau kecil Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep).
Mengakses tempat yang terpencil dengan naik mobil berjam-jam untuk ke pelabuhan kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan kapal tradisional bermuatan maksimal 30 orang selama 5 jam. Bukanlah sebuah hal yang mudah bagi orang pada umumnya. Terlebih lagi bila anda sampai di tempat tujuan yang tidak memiliki jaringan komunikasi seluler, akses internet dan listrik. Begitulah gambaran yang telah diceritakan bapak Syahrullah seorang guru SD kelas 3 di pulau Gondong Bali, Kabupaten Pangkep.
Terlebih lagi perjuangan beliau harus meluruskan pola pikir masyarakat antara pendidikan dan melaut. Masih banyaknya siswa yang memilih melaut karena tuntutan kondisi misalkan saja musim ikan yang mengharuskan para siswa harus terjun di laut untuk membantu orang tua mereka. Tidak ada yang salah dengan melaut bahkan itulah yang kita banggakan sebagai bangsa bahari. Bahkan kita harus bersyukur masih banyak anak muda yang menjadi penerus sebagai peelaut ulung. Namun bila itu terjadi dengan menghiraukan pendidikan yang tidak terpadu. Hal ini tentunya menghambat masa belajar siswa dan mengambil waktu hingga berbulan-bulan. Sebagai akibatnya mereka tertinggal beberapa pelajaran. Bahkan tidak banyak dari mereka yang berhenti sekolah.
Mengakses tempat yang terpencil dengan naik mobil berjam-jam untuk ke pelabuhan kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan kapal tradisional bermuatan maksimal 30 orang selama 5 jam. Bukanlah sebuah hal yang mudah bagi orang pada umumnya. Terlebih lagi bila anda sampai di tempat tujuan yang tidak memiliki jaringan komunikasi seluler, akses internet dan listrik. Begitulah gambaran yang telah diceritakan bapak Syahrullah seorang guru SD kelas 3 di pulau Gondong Bali, Kabupaten Pangkep.
Anak-Anak Pulau di salah satu pulau Kepulauan Spermonde |
Harapan beliau adalah adanya sekolah lanjutan lainnya seperti Sekolah Menengah Pertama dan Taman Kanak-Kanak. Sehingga memudahkan masyarakat melanjutkan pendidikan anaknya dan Taman Kanak-Kanak memudahkan guru untuk mengajar di tingkat sekolah dasar. Alasannya sangat berbeda yang masuk TK dengan yang langsung masuk SD.
Belum lagi urusan sekolah yang mengharuskan mereka berkomunikasi menggunakan handphone, untuk mendapatkan sinyal pun mereka harus mnyeberang pulau yang berjarak 2 mil. Sesampai di pulau seberang pun mereka tidak serta merta mendapat sinyal. Mereka harus memanjat pohon cemara di pantai untuk mendapatkan sinyal itu.
Kebanggaan penulis pada beliau adalah pak Syahrullah ini adalah orang asli pulau. Mengabdikan diri di tanah kelahiran adalah sebuah kebanggan dan sesuatu yang jarang didapatkan. Sebagai pulau yang jauh dari akses fasilitas tentunya siswa juga memiliki keluhan, seperti adanya guru yang mengajar hanya pada saat musim gajian tentu ini juga bukan contoh yang baik bagi mereka. Begitulah gambaran kondisi pendidikan di pulau tersebut dan bisa kita dapatkan permasalahan yang sama di pulau lain.
0 comments: